Rabu, 21 November 2012

PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DAN PENGARUH TERHADAP MASYARAKAT

. PROSES AWAL PENYEBARAN ISLAM DI KEPULAUAN INDONESIA 1. Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam Di Indonesia Daerah kekuasaan Islam pada perkembangan sebelumnya makin sempit. Karena pada awalnya perluasan agama Islam dilakukan dengan cara berperang. Mengingat perkembangan sebelumnya, pada masa berikutnya perluasan Islam dilakukan dengan cara damai. Yaitu dengan cara melakukan perdagangan. Melalui perdagangan inilah agama Islam masuk ke wilayah Indonesia. Agama Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-7 M dan pada abad ke-13 M membentuk kerajaan-kerajaan Islam. Agama dan kebudayaan Islam berkembang sangat pesat di wilayah Indonesia. Berawal dari masyarakat pesisir pantai, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman. Perkembangan di daerah ini, ditujukan kepada kalangan istana, yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan. Apabila raja telah masuk islam, maka rakyat mengikuti jejaknya. Mengingat rakyat di daerah pedalaman sangat patuh kepada perintah-perintah rajanya. Adapun teori-teori masuknya Islam ke Indonesia sebagai berikut: Pijnappel. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang dari benua India yaitu kawasan Gujarat dan Malabar yang memeluk Mazhab Syafi’i. teori ini didasarkan banyak masyarakat Indonesia yang memeluk Mazhab Syafi’i. Snouck Hurgronje. Masuknya Islam ke Indonesia disebabkan oleh orang muslim Dhaka yang sudah menguasai kota-kota di pelabuhan selatan India. Diikuti oleh orang Arab yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW dengan gelar Sayyid atau Syarif, mereka megajarkan Islam kepada masyarakat Indonesia. Arnold. Islam masuk ke Indonesia dibawa orang-orang Arab. Dengan dasar abad ke-7 dan ke-8 bangsa Arab membawa Islam ketika menguasai perdagangan di daerah Barat dan Timur. Naquib Al-Alatas melakukan penelitian pada abad ke-17, penghasil karya-karya Islam adalah orang-orang Arab dan Persia. Hoesein Djajadiningrat. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Persia. Karena banyak ejaan-ejaan arab yang berasal dari Persia. Umar Amin Husen berpendapat bahwa suku Persia atau Leran dating ke Jawa karena di daerah Giri terdapat kampong Leran. H. J. De Graaf, Slamet Mulyana dan Denys Lombard. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang Cina yang menganut Mazhab Syafii sepanjang jalur sutera. Hal ini dengan ditemukannya masyaakan Indonesia yang juga menganut Mazhab Syafii.pendapat lain mengatakan Islam ke Indonesia dibawa orang Cina yang melakukan ekspedisi dan menetap di Indoneisia. Alwi Shihab. Islam masuk ke Indonesia dibawa pedagang sufi dari Arab uang masuk ke Cina lewat jalur Barat. Kemudian masuk ke Timur yaitu Indonesia. Dengan demikian Islam masuk ke Indoneisa dari orang Arab dengan Jalur Arab. H. Abdul Malik Karim Amrullah memperjelas bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui Mesir dan Mekah. 2. Saluran Penyebaran Islam Berdasarkan asal daerah dan waktunya Dari daerah Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia merupakan jalur utara. Dari Persia ke utara melalui darat Islam menyebar Afganistan, Pakistan dan Gujarat. Melalui laut ke timur menuju Indonesia. Dari jalur tersebut Islam memperoleh unsure baru yang disebut Tasawuf. Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat. Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah. Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu: Golongan Mubaligh atau guru agama Islam (sufi). Gologan ini adalah orang yang mempunyai orientasi bedakwah dan masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M yang berasal dari Arab dan Persia. Golongan Pedagang. Golongan pedagang pertama kali masuk Indonesia adalah orang Arab, disusul orang Mesir, Persia dan Gujarat. Golongan Wali. Wali yang terkenal memperkenalkan ajaran Islam di Indonesia adalah Wali songo, antara lain: 1. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi (Gresik). 2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya). 3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban). 4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya). 5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik). 6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak). 7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus). 8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus). 9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon). Di samping itu, penyiaran agama Islam dilakukan dengan beebagai cara yaitu: Perdagangan. Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para raja. Perkawinan. Para pedagang Islam dalam melakukan perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap di suatu daerah tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum pribumi/bangsawan. Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui perkawinan terlahir seorang muslim. Politik. Pengaruh kekuasaan seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi. Setelah raja memeluk Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasi dengan agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam. Pendidikan. Para ulama, guru agama atau para kyai juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam. Dengan mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi para santri. Kesenian. Melalui kesenian penyebaran agama Islam dapat dilakukan seperti melakukan pertunjukan wayang dan gamelan. Kesenian tersebut sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau berdakwah para ulama dapat menyisipkan ajaranagama Islam. Tasawuf. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat, seperti menyembuhka penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat. Melalui berbagai saluran di atas, Islam dapat diteima dan berkembang pesat sejak sekitar abad ke-13 M. Dengan alas an sebagai berikut: Islam bersifat terbuka, sehingga penyebaran agama Islam dapat dilakukan oleh siapa saja atau oleh setiap seorang muslim. Penyebaran agama Islam dilakukan secara damai. Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat. Upacara-upacara dalam agama islam dilakukan dengan sederhana. Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya dengan adanya kewajiban zakat bagi yang mampu. 3. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Para ahli menafsirkan bahwa aagama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Bahwa pada masa itu telah terdapat aktifitas pedagang-pedangang Arab yang melakukan transaksi perdagangan di Kerajaan Sriwijaya. Pendapat lain membuktikan bahwa ajaran dan kebudayaan Islam dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hai ini dilihat dari temuan unsur-unsur Islam yang memiliki kesamaan dengan India. Berdasarkan bukti-bukti ini, para ahli menyimpulkan bahwa ajaran dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dibawa para pedagang dari Arab, Persia dan India (Gujarat). B. SUMBER BERITA MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA * Ekstern Berita Arab. Para pedagang Arab dating ke Indonesia pada masa Kerajaan Sriwijaya termasuk Selat Malaka pada masa itu. Berita Eropa. Dalam perjalanan melaksanakan tugas dari Cina menuju Eropa melalui jalur laut, Marcopollo singgah di Sumatra bagian Utara. Di daerah ini, beliau telah menemukan adanya kerajaan Islam yaitu Kerajaan Samudra dengan ibukota Pasai. Berita India. Para pedagang dari Gujarat mempuyai peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islamdi Indonesia. Karena disamping berdagang, mereka juga aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpai. Berita Cina. Dari catatan Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho menyaiakan bahwa kira-kira sejak tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai Utara Pulau Jawa. * Intern Penemuan sebuat batu di Leran (dekan Gresik) yang menggunakan huruf Arab, yang berisi keterangan meninggalnya Fatimah binti Maemun (1028). Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan 676 H atau1297 M. Makan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresikyang wafat 1419 M. Jirat makam di datangkan dari Gujaratdan berisi tulisan-tilisan Arab. C. PERANAN PEDAGANG DAN ULAMA DALAM PENYIARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA Para pedagang dan ulama baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, banyak berperan dalam penyiaran agama Islam di Indonesia. 1. Peranan Pedagang dalam Menyiarkan Agama Islam di Indonesia Berita yang menyebutkan bahwa adanya orang-orang muslim yang berdagang dan singgah di kepulauan Indonesia berasal dari catatan Cina pada masa Dinasti Tang, yang berkuasa pada sekitar abad ke-7. Dari berita ini diketahui bahwa penyebaran agama Islam di Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim, yang kemudian diketahui mereka adalah para pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat. Para pedagang ini kemudian bertempat tinggal di Indonesia di sekitar pusat-pisat perdagangan. Oleh karena itu, terjadi hubungan akrab antarsesama pedagang dan antara para pedagang dengan penduduk Indonesia/masyarakat setempat. Di antara para pedagang ada yang berhasil memperoleh status sosial yang cukup tinggi karena kekayaannya, sehingga dapat menjadi menantu bangsawan atau bahkan ada yang diambil sebagai menantu raja. Pedagang asing merupakan golongan pembawa ajaran agama Islam, sedang penerimanya adalah orang Indonesia sesama pedagang, kaum bangsawan, raja beserta keluarganya, dan masyarakat luas. Para pedagang asing dipastikan dapat berhadapan langsung dengan raja dan kaum bangsawan, karena raja disamping penguasa juga pemegang kunci utama perdagangan. Menurut cerita tradisional dan kitab babad, disebutkan bahwa para walilah yang berperan sebagai penyebar agama Islam di tanah jawa. maka para wali terutama Wali Sanga adalah golongan penerima yang kemudian dengan semangat tinggi menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat luas. menurut sumber hikayat Banjar, para penghulu Demak adalah pembawa dan penyebar agama Islam di Banjar ( Kalimantan Selatan ). Sedangkan di Sulawesi yang dianggap sebagai pembawa dan penyebar agama Islam adalah Datuk Bandang dan Datuk Sulaiman. Maka dari itu bangsawan kerajaan yang telah menjadi muslim (ulama), menjadi golongan penyebar agama Islam ke daerah lain sekaligus dalam rangka meluaskan pengaruh kerajaan. 2. Peranan Ulama dalam Mengembangkan Agama Islam di Indonesia a. Peranan Ulama dan Wali Sanga Penyebaran agama Islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan peranan ulama dan para wali. Para ulama dan para wali biasanya berasal dari kalangan bangsawan atau paling tidak orang yang dekat dengan kerajaan. Raja-raja di Indonesia memberdayakan para ulama dan para wali sebagai penyebar agama Islam di daerah-daerah. Merekalah yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Jumlah para wali di Jawa sebenarnya banyak, tetapi yang terkenal hanya sembilan orang, terkenal dengan sebutan Wali Sanga. 1). Sunan Gresik Nama asli Sunan Gresik adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim, dikenal dengan Maulana Maghribi. Beliau sebagai penyebar agama Islam di Gresik dan sekitarnya. Beliau dikenal sebagai wali pertama dan guru dari para wali yang lain di Jawa. 2). Sunan Ampel Sunan ampel menyebarkan agama Islam di daerah Ampel Dhenta, Surabaya. Dia dikenal sebagai bapak para wali, karena kedua anaknya Sunan Bonang dan Sunan Drajat termasuk golongan para Wali Sanga. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau ikut serta dalam pembangunan Mesjid Agung di Demak. 3). Sunan Giri. Nama asli Sunan Giri adalah Raden Paku, putra ulama besar Syekh Maulana Ishak. Beliau penyebar agama Islam di daerah Ternate dan Tidore, di samping daerah Gresik. 4). Sunan Bonang Nama asli Sunan Bonang adalah Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel, dan guru dari Sunan Kalijaga. Daerah penyebarannya di daerah Tuban dan Lasem. 5). Sunan Drajat Nama asli Sunan Drajat adalah Syarifudin. sejak kecil sudah dikenal karena kecerdasannya. Dia guru dari Sunan Kalijaga . Daerah penyebarannya adalah di sekitar Lamongan. 6). Sunan Kudus. Sunan Kudus melakukan penyebaran agama Islam di daerah Kudus. Nama aslinya adalah Jafar Shodiq. Peninggalan Sunan Kudus yang sampai sekarang masih terpelihara dengan baik adalah masjid dan menara di Kudus. 7). Sunan Kalijaga. Sunan kalijaga bertugas menyebarkan agama Islam di daerah Demak dan sekitarnya. Sunan Kalijaga adalah wali yang sangat terkenal karena menyebarkan agama Islam melalui seni wayang kulit. Caranya dengan mengadakan pertunjukkan, sambil diisi dakwah. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Said. 8). Sunan Gunung Jati. Nama asli dari Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ketika menjadi raja di Banten, ia bergelar Faletehan. Daerah sasaran penyebaran agama Islam yang ia lakukan meliputi daerah Banten sampai Cirebon. Di samping itu Syarif Hidayatullah pernah menjadi panglima perang Kerajaan Demak ketika memimpin pasukan untuk berperang ke Sunda Kelapa melawan Portugis. dengan keberaniaannya itu, Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama Fatahillah. Setelah wafat ia dimakamkan di Gunung Jati maka dikenal dengan Sunan Gunung jati. 9). Sunan Muria Sunan Muria melakukan penyebaran agama Islam di daerah Calo di lereng Gunung Muria. Nama aslinya Raden Umar Said b. Peranan Para Wali Sanga di Jawa Para wali sanga adalah ulama yang banyak berperan di bidang politik, agama , sosial dan budaya. 1). Peranan Wali di Bidang Politik. Pada umumnya wali menjadi penasehat kerajaan, menjadi guru para raja dan keluarganya. Ada juga wali yang menjadi raja, yaitu Faletehan. Para wali ikut mendukung kebijakan-kebijakan raja. 2). Peranan Wali di Bidang Agama. Peran para wali yang utama adalah melakukan dakwah. Para wali mempunya i pondok pesantren sebagi pusat pendidikan agama. Selain menjadi guru di pondok, juga memberikan dakwah di daerah-daerah lain di tempat-tempat umum. Selain itu juga memberikan dakwah di lingkungan kerajaan. Kecuali menggunakan dakwah, media lain yang digunakan dalam penyebaran agama islam adalah budaya setempat. Seperti yang dilakukan Sunan kalijaga, yaitu melalui pagelaran wayang kulit dan tembang atu gending dolanan. 3). Peranan wali di bidang sosial budaya Misi sosial budaya yang dilaksanakan para wali akan terlihat dari hasil penyiaran agama dan budaya Islam. Hal ini tampak pada perubahan tingkah laku dan perubahan budaya umat sesudah menerima ajaran agama Islam. misalnya pola makan, Islam mengajarkan makanan yang halal dan haram. Dalam perkawinan, pernikahan secara islam perlu dihadirkan penghulu dan wajib mengucapkan kalimat Syahadat. para wali menghasilkan budaya baru sebagai asimilasi budaya, yaitu kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. ContoH sekatenan di solo, grebed Syawal di yogyakarta, Besaran di Demak dan Halal bi Hala di seluruh Indonesia. Para wali juga mengembangkan pengetahuan dan menulis buku. Misalnya kitab bonang yang dikarang oleh Sunan Bonang, yang sekarang disimpan di Belanda. Para Ulama lain setelah Wali Sanga yang peranannya sama dengan para wali masih banyak jumlahnya. Mereka berasal dari Jawa maupun luar Jawa. a). Tokoh Ulama di Jawa 1. Syekh bentong, daerah penyebarannya di gunung lawu 2. Sunan Bayat, daerah Klaten dan sekitarnya. 3. Syekh Majagung, Sunan Sendang, dan Sunan Prapen adalah ulama pemilik dan pemimpin pondok pesantren yang banyak peranannya dalan pendidikan agama Islam di pulau Jawa. b). Tokoh Ulama dari luar Jawa 1. Datuk Bandang, menyebarkan agama Islam di Makasar belajar agama islam di Demak. 2. Datuk Sulaiman, menyebarkan agama islam di sulawesi tengah dan Utara, belajar dari Su- nan Giri. 3. Tuan Tunggang Parang, menyebarkan agama Islam di Kalimantan timur. 4. Penghulu Demak adalah ulama-ulama dari Banjarmasin yg belajar agama Islam di demak, kemudian menyebarkan di Banjarmasin. c). Ulama Pemikir Indonesia 1. Nurudun Ar-Raniri Nama lengkap Nurudin bin Ali bin Hasanji bin Muhammad humaid ar-raniri. Berasal dari daerah Ranir, gujarat. Datang ke Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. ia banyak mengajarkan pelajaran tasawuf. Kitab yang ditulis berjudul Sirat Al Mustakim. 2. Syekh Abdurrauf. Terkenal dengan sebutan syekh kuala atau tengku Kuala. dilahirkan di Singkel tahun 1620 Masehi. Tahun 1642 pergi ke Arab untuk belajar agama Islam, kembali ke Aceh tahun 1661 dan mendirikan pondok pesantren di muara sungai Aceh. Ajarannya dipusatkan pada ilmu Tasawauf Tarikat Syatariah tersebar hingga ke Semenanjung Malaya ( Malaysia ). Diantara muridnya yang terkenal adalah Syekh Burhannudin dari Minangkabau. 3. Hamzah Fansuri. Asli berasal dari Aceh. Ia juga seorang ulama Tasawuf. Ilmu tasawuf yang diajarkan disebut ilmu As-Suluk. Hamzah Fansuri menganut aliran Tasawuf Heterodok yang ditentang oleh Nurudin Ar-Raniri. Di Jawa ditentang oleh Sunan Bonang karena dianggap sesat. Untuk menentang tasawuf heterodoks Sunan Bonang menulis Kitab Bonang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar