AKU HILANG DALAM SEJARAHMU
-Iskandar Yusuf
masih lamakah kesendirian ada dalam sunyi
masih lamakah penantian ada dalam waktu
masih lamakah kerinduan ada dalam angan
kadang aku mulai tidak percaya tentang fantasi bermain dalam mimpi
kadang aku merasa kenyataan yang kau nyatakan
bagai angin menyentuh tidak berwujud
kegelisahku mendesak dalam resah
ketidakpastian aku sudah di batas garis fatamorgana
di titik mati
aku tertutup dan hilang dalam sejarahmu!
HIDUP DALAM KEGELAPAN
Puisi Siti Halimah
Gadis yang kuat.
Gadis yang pemberani.
Hidup dalam kegelapan,
membuat dirinya seperti memiliki ribuan harapan.
kelembutan hati,
tata cara dia berbicara,
semua terpancar dari senyumnya.
Kadang orang tak percaya,
hidup dalam kegelapan itu suram,
hidup dalam kegelapan itu sangat tidak menyenangkan.
tapi bagi Gadis yang satu ini,
semua itu salah.
Gadis ini menyukai hidup dalam kegelapan.
karna baginya, percuma dia bisa melihat dunia...
karna dunia itu tidak pantas untuk dilihat.
dunia itu penuh dengan tipu muslihat.
Jadi,
jadilah diri sendiri.
hidup dalam kegalapan adalah salah satu karunia dariNya.
sayang
semilir angin yang bertiup
membawa aku ke seberang fikiran
memikirkan dirimu dalam kepekatan kesibukan
namun kasihku padamu sehangat mentari
yang menyinari alam tika ini
ku titipkan lembayung rinduku padamu
dengan hembusan angin yang bertiup
agar dirimu merasai setiap gelora rasaku padamu
sayang
makin ku cuba menitipkan rasa ini
semuanya bagaikan terkunci dibibirku
tak mampu lagi kuluahkan dihujung pena
kerana rasa ini takkan sama dengan rasa hatiku
mungkinkah dirimu merasai getaran hatiku selama ini?
apakah mungkin dirimu merasai gelodak jiwaku yang tak bertepi?
dan adakah kau kan miliki rasa hatiku setelah aku kunci cinta untukmu?
sayang
bangunkanlah aku dari derita rindu ini
kerana tanpa dirimu aku begitu sulit menjalani hidup ini
berikanlah aku nafas udara cintamu
agar aku bisa hidup dengan tenang di muka bumi ini
sayang
aku cinta kamu
sejujurnya cintaku tak pernah terlihat olehmu
kerana kita terpisah jarak dan waktu
berikanlah aku kesempatan untuk aku ucapkan
I LOVE YOU
dan aku tak sanggup kehilanganmu
Senin, 14 Mei 2012
dongeng anak ssi kancil dan si siput
Pada
suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali
untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap.
Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika
menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk
mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil
berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang
paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa
menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.
Sambil
membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit.
Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”,
sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang
bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan
pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik
dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.
“Sombong
sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata
si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk
membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si
Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya
mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.
Setelah
si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia
meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur
perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.
Akhirnya
hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk
lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya
si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput.
Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan
memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.
Kancil
berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah
beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput.
“Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di
depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera
mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si
siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”
Akhirnya
si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul
dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya
terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil
berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil
sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada
jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari
itu.
Betapa
terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu
dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah
sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si
kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan
sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang
terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak
akan sombong lagi”, kata si kancil.
dongeng anak Cinderela
dongeng anak Cinderela |
Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat
cantik dan baik hati. Dia diberi nama Cinderela oleh kedua kakak
tirinya. Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan Cinderela. Tiap
hari Cinderela selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari kedua kakak
dan ibu trinya. Dia selalu disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah
dan selalu dibentak-bentak.
Hingga
pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah mereka. Pegawai
kerajaan teresebut ternyata membawa undangan pesta dari sang raja. Kedua
kakak dan ibu tiri Cinderala bersorak kegirangan. “Horeeee….. besok
kita akan pergi ke Istana. Aku akan berdandan secantik mungkin, agar
pangeran suka denganku”, teriak kedua kakak Cinderela. Mendengar
teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin pada ibu
tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela sangat sedih, karena
ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak mengijinkan dia ikut dalam acara
itu. “Kamu mau pakai baju apa Cinderela? Apa kamu mau ke pesta dengan
baju kumalmu itu?”, teriak kakaknya.
Akhirnya
waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah berdandan dengan
cantik dan sudah siap berangkat. Cinderela hanya bias memandangi kakak
dan ibu tirinya. Dia sangat sedih sekali,karena tidak dapat ikut dalam
pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar dan membayangkan
meriahnya pesta tersebut. “Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti
aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama setelah
Cinderela berkata, tiba-tiba ada suara dari belakangnya. “Janganlah
engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara itu, lalu Cinderela
berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang sedang tersenyum
padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu Cinderela”, kata peri itu.
“Bagaimana caranya? Aku tidak punya baju pesta dan saudara-saudaraku
juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela pada peri itu.
“Tenanglah
Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku", kata
peri itu. Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan
kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil
menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah
menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang
sais. Cinderela pun disulap menjadi Putri yang sangat cantik, dengan
memakai gaun yang sangat indah dan sepatu kaca.
"Cinderela,
pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam,
jadi lamu harus pulang sebelum pukul dua belas”,kata peri itu. "Ya ibu
peri. Terimakasih", jawab Cinderela. Setelah semuanya sudah siap, kereta
kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah
tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk,
pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum
dengan kecantikan Cinderela. "Cantik sekali putri itu! Putri dari negara
mana ya ?" Tanya mereka.
Akhirnya
sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah
Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil
mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama
yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak
menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus
berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan
selama ini," kata sang Pangeran.
Karena
terlalu senag dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa akan waktu. Jam
mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,".
Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari
ke luar Istana. Di tengah jalan, Cinderela terjatuh dan sepatunya
terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus
berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak
Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan
Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. "Aku akan mencarimu," katanya
bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh
berpakaian tidak bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok
harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang
ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu
kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya
para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya
cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela
mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap
memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu,
pengawal melihat Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu
tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!".
Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat
cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Iya akulah
wanita yang dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat Cinderela!”
Mendengar kata itu, Cinderela lalu menoleh kebelakang, dan dilihatnya
ibu peri sudah berada di belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah
berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim salabim!.," katanya peri
tersebut.
Begitu
peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang
memakai gaun yang sangat bagus. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang
sampai kapanpun Cinderela”, kata sang peri. Cinderela kemudian dibawa
oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang pangeran. Sesampainya di
Istana, Pangeran sangat senang sekali,dan menyambut kedatangan
Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup
berbahagia di dalam Istana.
dongeng anak Cinderela
Dahulu kala peri dan manusia hidup
berdampingan dengan rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru
pada Shie, seorang pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga
mempunyai murid laki-laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu
iri pada Mekhala karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi
kedua muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.
Suatu
hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok, berikan padaku
secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat mendapatkannya,
beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi permata, yang bisa
mengabulkan permintaan apapun.” Mekhala dan Ramasaur tertegun. Terbayang
oleh Ramasaur ia akan meminta harta dan kemewahan. Sehingga ia bisa
menjadi orang terkaya di negerinya. Namun Mekhala malah berpikir keras.
Mendapatkan secawan air embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam
hati.
Esoknya
pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan. Ramasaur dengan
ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi hasilnya
sangat mengecewakan. Air embun selalu tumpah sebelum dituang ke cawan.
Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan sehelai kain
lunak. Perlahan diperasnya lalu dimasukan ke cawan. Hasilnya sangat
menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya telah penuh. Mekhala segera
menemui Guru Shie dan memberikan hasil pekerjaannya.
Guru
Shie menerimanya dengan gembira. Mekhala memang murid yang cerdik.
Seperti janjinya, Guru Shie mengubah embun itu menjadi sebuah permata
sebesar ibu jari. ” Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini
sejajar dengan keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie.
Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu menyebut
keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada di langit biru.
Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali.
Sementara
itu, baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun.
Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. Tergopoh-gopoh
Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat dari
Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,” kata Guru
Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti. Kapak itu terbuat dari
perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya. Bila kapak itu
dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.
Ternyata
Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat Mekhala yang bisa
melayang-layang di angkasa. Ramasaur segera melemparkan kapak itu ke
arah Mekhala. Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu
dengan permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang
sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa
gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya “guntur”.
cerita sang kuriang
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
Pada
suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu.
Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia
melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa
berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai
sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya
tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah
Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu
mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Sesampainya
di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya.
Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah.
Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena
merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk
pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah
kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa
setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya
kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa
memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda
selamanya.
Setelah
bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat
untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat
terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa
senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan
bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain
adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita
tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran
Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di
waktu dekat.
Pada
suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di
hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan
dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena
pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas
luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah
bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi
bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut
adalah anaknya sendiri.
Dayang
Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan
anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi
mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan
rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak
disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap
hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak
pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan
cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila
Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau
dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan
dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum
dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat
sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu
harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang
menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan
menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang
dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin
untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi
mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena
Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang
Sumbi sebelum fajar.
Dayang
Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain
sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna
memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang
pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak
dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan
rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah
dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah
banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan
besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup,
lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
cerita bawang merah bawang putih
Jaman
dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari
Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih.
Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya
pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu
bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih
sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di
desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang
Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering
berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan,
membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih
dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa
mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya
Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan
pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan
ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik
kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai
kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan
berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus
mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya
hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak
mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu
hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak
saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena
terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat.
Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan
sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan
ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus
menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena
dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak
kandungnya sendiri.
Pagi
ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan
dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak
di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat
cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya.
Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu
baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju
kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah
hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk
mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia
kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar
ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus
mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum
menemukannya. Mengerti?”
Bawang
putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri
sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun
Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya,
dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai,
siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan
matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang
penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih
bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang
hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.”
“Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau
bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah
paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali
menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa.
Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak
cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih
segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya
Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut.
Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya
Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya.
Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai
baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau
harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak
mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir
sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba.
“Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak
bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama
seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang
putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu
merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil
bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya
di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah
terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata
berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya
dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang
dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa
bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah
tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar
cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan
hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat
kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai
tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk
menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin,
selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada
yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu
dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu
membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek
memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya
bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah
satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil
labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
cerita roro jongrang
Alkisah
pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang
bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah
kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di
wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati
kepemimpinan Prabu Baka.
Sementara
itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan
kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal
sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan
Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia
mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso
terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang
sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala
tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya
untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
Hingga
Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso.
Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk
menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso
memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung
berangkat ke Kerajaan Prambanan.
Setibanya
di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan.
Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan.
Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan
Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.
Kemenangan
Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging.
Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk
menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga
Prabu Baka.
Pada
saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia
melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah
Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang,
Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi,
Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.
“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.
Mendengar
pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya
terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung
Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi
di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung
Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun
menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.
“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.
“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.
Mendengar
syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun
langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat
mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang
sangat banyak.
Pada
malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya.
Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang.
Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu
langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.
Roro
Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan
ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan
sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.
Setelah
berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia
akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut
menghentikan pembuatan candi.
Roro
Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana.
Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar
jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak
mewangi.
Mendengar
perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak
lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai
dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun
mulai berkokok.
Melihat
langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka
balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya.
Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.
Melihat
Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku,
hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini
!!!”
Para
Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung
Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya
menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum
selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso
pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.
Mengetahui
kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung
Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata
Roro Jonggrang.
Mendengar
kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan
nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro
Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu
candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di
dalam candi yang keseribu !”
Berkat
kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi
arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam
kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama
candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya
disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
cerita rakyat Si Pitung
Pada
jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia)
hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung. Dia lahir dari
pasangan suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah. Pekerjaan pak
Piun sehari-hari adalah bertani.
Setiap
hari si Pitung membantu bapaknya menanam padi, memetik kelapa dan
mencari rumput untuk pakan ternaknya. Si Pitung juga tak segan untuk
membantu tetangganya yang memerlukan bantuan. Tiap hari si Pitung juga
sangat rajin menunaikan sholat dan puasa, bapaknya juga selalu
mengajarkan si Pitung untuk bertutur kata yang santun, dan patuh kepada
orang tua.
Si
Pitung dan keluarganya tinggal di kampung Rawabelong, daerah kebayoran.
Daerah itu adalah bagian dari daerah kekuasaan tuan tanah yang bernama
babah Liem Tjeng Soen,oleh karena itu semua warga yang tinggal di situ
wajib membayar pajak kepada babah Liem. Hasil pajak tanah tersebut
nantinya akan disetorkan kepada Belanda.
Dalam
memungut pajak, babah Liem dibantu oleh anak buahnya yang berasal dari
kalangan pribumi. Anak buah yang diangkat babah Liem adalah kaum pribumi
yang pandai bersilat dan memainkan senjata. Tujuannya adalah supaya
para penduduk tidak berani melawan dan membantah pada saat dipungut
pajak.
Hingga
pada suatu hari, saat si Pitung membantu bapaknya mengumpulkan hasil
panen dari sawah. Sesampainya di rumah, betapa terkejutnya si Pitung
melihat anak buah babah Liem sedang marah-marah kepada bapaknya. Si
Pitung lalu menghampiri bapaknya, dan bertanya kepada anak buah babah
Liem, “Hey, apa salah bapak saya?” “Tanya saja sama bapakmu ini!!”,
jawab anak buah babah Liem.
Anak
buah babah Liem lalu pergi dengan membawa semua hasil panen yang telah
dikumpulakan si Pitung dan bapaknya. Dengan nada geram, si Pitung
berbicara dalam hatinya, “Nantikan pembalasanku!!”
Hingga
keesokan harinya saat si Pitung berjalan menyusuri kampung, dia melihat
kesewenang-wenangan anak buah babah Liem lagi. Mereka merampas ayam,
kambing, kelapa, dan padi dari penduduk, tanpa rasa iba.
Sebagai
warga yang merasa bertanggung jawab atas keamanan, maka si Pitung tidak
tinggal diam. Si Pitung lalu menghampiri anak buah babah Liem, lalu
berteriak “Hentikan pengecut!! Kenapa kalian merampas harta orang
lain?!”
Para
anak buah babah Liem kemudian menoleh kearah si Pitung. “Siapa kamu
ini, berani-beraninya mencegah kami? Kamu tidak tahu siapa kami
ini?”,teriak anak buah babah Liem.
“Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!”, jawab si Pitung.
Mendengar
perkataan si Pitung, pemimpin anak buah babah Liem menjadi geram. Ia
lalu menghampiri si Pitung, dan menyerang sekenanya saja. Ia mengira
bahwa Pitung akan mudah dirobohkan. Namun, di luar dugaannya, Pitung
malah mencekal lengannya dan membantingnya ke tanah hingga pingsan. Anak
buah babah Liem yang lain menghentikan kesibukan mereka dan mengepung
Pitung. Dengan sigap Pitung menyerang lebih dulu. Ada lima orang
yang mengeroyoknya. Satu demi satu ia hajar pelipis atau tulang kering
mereka hingga mereka mengaduh kesakitan. Lalu mereka menggotong pimpinan
centeng yang masih pingsan dan melarikan diri.
Sebelum pergi, mereka mengancam: “Awas, nanti kami laporkan Demang.”
Beberapa hari setelah peristiwa itu, nama Pitung menjadi pembicaraan di
seluruh Kebayoran. Namun, Pitung tak gentar dan tetap bersikap tenang.
Ia bahkan tidak menghindar kalau ada orang yang bertanya kepadanya
tentang kejadian itu.
Suatu
hari, Pak Piun menyuruh si Pitung menjual kambing ke Pasar Tanah Abang.
Pak Piun sedang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Si
Pitung pun pergi ke tanah abang untuk menjual dua kambingnya itu. Tanpa
sepengetahuan si Pitung, ternyata ada satu orang anak buah babah Liem
yang membuntutinya sejak berangkat dari rumah tadi. Hingga pada saat si
Pitung mandi di sungai dan berwudhu, anak buah babah Liem tadi mencuri
uang hasil penjualan kambing dari saku bajunya yang diletakkakn di
pinggir sungai.
Sesampainya
di rumah, si Pitung sangatlah kaget. Karena uang hasil penjualan
kambing tidak ada di sakunya lagi. Dengan geram ia kembali ke Pasar
Tanah Abang dan mencari orang yang telah mencuri uangnya. Setelah
melakukan penyelidikan, ia menemukan orang itu. Orang itu sedang
berkumpul di sebuah kedai kopi.
Si Pitung mendatanginya dan menghardik, “Kembalikan uangku!”
Salah seorang berkata sambil tertawa, “Kamu boleh ambil uang ini, tapi kamu harus menjadi anggota kami.”
“Tak sudi aku jadi anggota kalian,” jawab si Pitung.
Para
anak buah babah Liem itu marah mendengar jawaban si Pitung. Serentak
mereka menyerbu Pitung. Namun, yang mereka hadapi adalah Si Pitung dari
Kampung Rawabelong yang pernah menghajar enam orang centeng Babah Liem
sendirian. Akibatnya, satu demi satu mereka kena pukulan Si Pitung.
Sejak
hari itu, Si Pitung memutuskan untuk membela orang-orang yang lemah. Ia
tak tahan lagi melihat penderitaan rakyat jelata, yang ditindas tuan
tanah dan dihisap oleh penjajah Belanda. Beberapa anak buah babah Liem
yang pernah dihajarnya ada yang insyaf dan ia mengajak mereka untuk
membentuk suatu kelompok. Bersama kelompoknya, ia merampoki rumah-rumah
orang kaya dan membagi-bagikan harta rampasannya kepada orang-orang
miskin dan lemah.
Nama Pitung menjadi harum di kalangan rakyat jelata. Para tuan tanah dan orang-orang yang mengambil keuntungan dengan cara memihak Belanda menjadi tidak nyaman. Mereka mengadukan permasalahan itu kepada pemerintah Belanda.
Penguasa penjajah di Batavia pun memerintahkan aparat-aparatnya untuk menangkap Si Pitung. Schout Heyne, komandan Kebayoran, memerintahkan mantri polisi untuk mencari tahu di mana si Pitung berada. Schout Heyne menjanjikan uang banyak kepada siapa saja yang mau memberi tahu keberadaan si Pitung
Mengetahui dirinya menjadi buron, Pitung berpindah-pindah tempat dan ia tetap membantu rakyat. Harta rampasan dari orang kaya selalu ia berikan kepada rakyat yang lemah dan tertindas oleh penjajahan.
Pada suatu hari, Pitung dan kelompoknya terjebak oleh siasat polisi belanda. Waktu itu si Pitung beserta kelompoknya akan merampok rumah seorang demang, tapi ternyata polisi belanda sudah
lebih dulu bersembunyi di sekitar rumah demang itu. Ketika kelompok
Pitung tiba, polisi segera mengepung rumah itu. Pitung membiarkan
dirinya tertangkap, sementara teman-temannya berhasil meloloskan diri. Akhirnya si Pitung dibawa ke penjara dan disekap di sana.
Karena si
Pitung adalah seorang yg cerdik dan sakti, maka dia berhasil meloloskan
diri lewat genteng pada malam hari saat penjaga sedang istirahat. Pada pagi harinya, para penjaga menjadi panik karena si Pitung tidak ada di dalam penjara lagi.
Kabar lolosnya si Pitung membuat polisi belanda dan orang-orang kaya menjadi tidak tenteram lagi. Kemudian Schout Heyne memerintahkan orang untuk menangkap orang tua dan guru si Pitung. Mereka dipaksa para polisi untuk memberitahukan keberadaan Si Pitung sekarang. Namun, mereka tetap bungkam. Akibatnya, mereka pun dimasukkan kedalam penjara.
Mendengar kabar bahwa orang tua dan gurunya ditangkap polisi belanda, lalu si Pitung mengirim pesan kepada pihak belanda. Ia mengatakan akan menyerahkan diri bila orang tua dan gurunya itu dibebaskan. Kesepakatan tersebut kemudian disetujui oleh Schout Heyne.
Kemudian pada hari yang telah disepakati, mereka bertemu di tanah lapang. Orang tua si Pitung dilepaskan dahulu. Kini tinggal Haji Naipin yang masih bersama polisi belanda. Di tanah lapang itu, sepasukan polisi menodongkan senjata ke arah Haji Naipin.
“Lepaskan Haji Naipin sekarang juga”, kata si Pitung.
“Aku akan melepaskan gurumu ini setelah engkau benar-benar menyerah”, kata Schout Heyne.
Mendengar persyaratan yang diajukan Schout Heyne, lalu si Pitung maju ke tengah lapangan. Dengan sigap, pasukan polisi lalu membidikkan senjata mereka kearah si Pitung.
“Akhirnya tertangkap juga kamu, Pitung!” teriak Schout Heyne dengan nada sombong.
“Iya,
tapi nanti aku pasti akan lolos lagi. Dengan orang pengecut seperti
kalian, yang beraninya hanya mengandalkan anak buah, aku tidak takut,”
jawab si Pitung.
Mendengar kata-kata si Pitung, Schout
Heyne menjadi marah. Ia mundur beberapa langkah dan memberi aba-aba
agar pasukannya bersiap menembak. Haji Naipin yang masih ada di situ
memprotes tindakan yang pengecut itu. Namun
protes dari Haji Naipin tidak didengarkan, dan aba-aba untuk menembak
si Pitung sudah diteriakkan. Akhirnya si Pitung gugur bersimbah darah.
Orang tua dan guru si Pitung merasa sangat sedih sekali melihat si Pitung akhirnya gugur di tangan polisi belanda. Banyak rakyat yang turut mengiringi pemakamannya dan mendoakannya. Mereka berjanji akan selalu mengingat jasa Si Pitung, pembela dan pelindung mereka, dan tetap akan menganggap si Pitung sebagai pahlawan betawi.
Cerita Rakyat: "Timun Emas"
Di
suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap
hari dia menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak
memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar
bisa membantunya bekerja.
Pada
suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan
ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar
sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau
mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni.
“Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak
manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab,
“Tetapi aku tidak mempunyai anak”.
Setelah
mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya
anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata,
“Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini
di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan
seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya
enam tahun”.
Setelah
dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu
mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan
setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik
jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas.
Semakin
hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira
sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai
dengan cepat karena bantuan timun emas.
Akhirnya
pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni
sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok
Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin
dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun
setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni.
Waktu
dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni
mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa.
Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok
Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas
menemui petapa di Gunung.
Pagi
harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu.
Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang
maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah
bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
“Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa
itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung
menyimpan bungkusan dari sang petapa.
Paginya
raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak
itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa.
Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai
raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu
santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan
akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si
raksasa.
Karena
tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar
dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau
bisa!!!”, teriak timun emas.
Raksasapun
mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi
mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat
buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut
terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga,
dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong
kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang
sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena
tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.
Kemudian
timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu
hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si
raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika
itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di
dalamnya. Akhirnya raksasapun mati.
Timun
Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari
raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan
damai.
Naga Sabang & Dua Raksasa Seulawah
Pada
suatu masa saat pulau Andalas masih terpisah menjadi dua pulau yaitu
pulau bagian timur dan pulau bagian barat, kedua pulau ini di pisahkan
oleh selat barisan yang sangat sempit. Di selat itu tinggal lah seekor naga bernama Sabang. Pada
masa itu di kedua belah pulau tersebut berdiri dua buah kerajaan
bernama Kerajaan Daru dan Kerajaan Alam. Kerajaan Daru dipimpin oleh
Sultan Daru berada di pulau bagian timur dan kerajaan Alam dipimpin oleh
Sultan Alam berada di pulau bagian barat. Sultan Alam sangat adil
dan bijaksana kepada rakyatnya dan sangat pintar berniaga sehingga
kerajaan Alam menjadi kerajaan yang makmur dan maju. Sedangkan Sultan
Daru sangat kejam kepada rakyatnya dan suka merompak kapal-kapal saudagar yang melintasi perairannya.
Sudah
lama Sultan Daru iri kepada Sultan Alam dan sudah sering pula dia
berusaha menyerang kerajaan Alam namun selalu dihalangi oleh Naga
Sabang, sehingga keinginannya menguasai kerajaan Alam yang makmur tidak
tercapai.
Maka pada suatu hari dipanggil lah
penasehat kerajaan Daru bernama Tuanku Gurka, “Tuanku Gurka, kita sudah
sering menyerang Kerajaan Alam tetapi selalu dihalangi oleh naga
Sabang, coba engkau cari tahu siapa orang yang bisa mengalahkan Naga
itu”, perintah Sultan Daru.
“Yang mulia, Naga Sabang adalah penjaga selat Barisan. Kalau
naga itu mati makan kedua pulau ini akan menyatu karena tidak ada
makhluk yang mampu merawat penyangga diantara kedua pulau ini selain
naga itu”, jelas Tuanku Gurka.
“Aku tidak peduli kedua pulau ini menyatu, aku ingin menguasai kerajaan Alam”, jelas Sultan Daru.
“Ada dua raksasa bernama Seulawah Agam dan Seulawah Inong, mereka sangat sakti”, kata Tuanku Gurka.
“Seulawah
Agam memiliki kekuatan yang sangat besar sedangkan Seulawah Inong
mempunyai pedang geulantue yang sangat cepat dan sangat tajam”, tambah
Tuanku Gurka.
Maka
tak lama kemudian datanglah kedua raksasa tersebut menghadap Sultan
Daru untuk menyampaikan kesangupan mereka bertarung menghadapi naga
Sabang. Tak lama kemudian dikirimlah utusan kepada naga Sabang untuk
memberi tahu bahwa kedua raksasa itu akan datang bertarung dengannya.
Naga
Sabang sedih mendengar berita tersebut dan segera menghadap Sultan
Alam, “ Sultan Alam sahabatku, sudah datang orang suruhan Sultan Daru
kepada ku membawa pesan bahwa dua raksasa Selawah Agam dan Seulawah
Inong akan datang melawanku”, Jelas sang Naga kepada Sultan Alam.
“Mereka sangat kuat, aku khawatir akan kalah”, kata sang Naga.
“Kalau saja aku terbunuh maka kedua pulau ini akan menyatu, bumi akan berguncangan keras dan air laut akan surut, maka
surulah rakyatmu berlari ke gunung yang tinggi, karena sesudah itu akan
datang ie beuna, itu adalah gelombang yang sangat besar yang akan
menyapu daratan ini”, pesan sang Naga.
Sultan
Alam menitikan air mata mendengar pesan dari naga sahabatnya,” Baiklah
sahabatku, aku akan sampaikan pesanmu ini kepada rakyatku.
Maka
pada waktu yang sudah di tentukan terjadilah pertarungan yang sengit
antara naga Sabang dan kedua raksasa di tepi pantai. Sultan dan rakyat
kedua kerajaan menyaksikan
pertarungan seru tersebut dari kejauhan. Pada suatu kesempatan raksasa
Selawah Inong berhasil menebas pedangnya ke leher sang naga.
Kemudian raksasa seulawah Agam mengangkat tubuh naga itu dan berteriak,” Weehh!”, sambil melemparkan tubuh naga itu sejauh-jauhnya, maka tampaklah tubuh naga itu jatuh terbujur di laut lepas.
Sejenak
semua orang terdiam, kemudia sultan Alam berteriak sambil melambaikan
tangan ke tubuh naga yang terbujur jauh di tengah laut,
”Sabaaaaang!, Sabaaaang!, Sabaaang!” panggil Sultan Alam.
“Wahai
Sultan Alam, tidak usah kau panggil lagi naga itu!, dia sudah mati
…..itu ulee leue”, Teriak Sultan Daru dari seberang selat sambil
menunjukan kearah kepala naga sabang yang tergeletak di pinggir pantai.
Tiba-tiba
kedua pulau bergerak saling mendekat dan berbenturan sehingga
terjadilah gempa yang sangat keras, tanah bergoyang kesana-kemari, tak
ada yang mampu berdiri, kedua raksasa sakti jatuh terduduk di pantai.
Tak lama setelah gempa berhenti kemudian
air laut surut sehingga ikan-ikan bergeleparan di pantai. Sultan Daru
dan rakyatnya bergembira ria melihat ikan-ikan yang bergeleparan mereka
segera memungut ikan-ikan tersebut, sedangkan sultan Alam dan rakyatnya
segera berlari menuju gunung yang tinggi sesuai pesan dari naga Sabang.
Tak
lama kemudian datanglah gelombang yang sangat besar menyapu pulau
Andalas. Sultan Daru dan rakyatnya yang sedang bergembira di hantam
oleh gelombang besar itu, kedua raksasa sakti juga dihempas oleh
gelombang besar sampai jauh kedaratan. Rumah-rumah hancur, hewan ternak
mati bergelimpangan, sawah-sawah musnah, desa dan kota hancur
berantakan. Sedangkan Sultan Alam dan rakyatnya menyaksikan kejadian
mengerikan tersebut dari atas gunung yang tinggi.
Sejak saat itu pulau Andalas menyatu di bawah pimpinan sultan Alam yang adil dan bijaksana. Mereka membangun kembali desa-desa dan kota-kota yang hancur, kemudian Sultan Alam membangun
sebuah kota kerajaan di dekat bekas kepala naga, kota itu di beri nama
Koeta Radja dan pantai bekas kepala naga itu di sebut Ulee leue (kepala
ular). Sedangkan tempat kedua raksasa sakti itu terkubur diberi nama
Seulawah Agam dan Seulawah Inong. Sedangkan pulau yang tebentuk dari
tubuh naga di sebut pulau Weh (menjauh) atau pulau Sabang.
Khasiat Sirsak 10.000X Lebih Kuat dari Kemoterapi Kanker
* Kanker Usus Besar
* Kanker Payu Dara
* Kanker Prostat
* Kanker Paru-paru
* Kanker Pankreas. Berdasarkan data dan hasil penelitian, daya kerja zat anti kanker di dalam tanaman sirsak adalah 10.000 kali lebih kuat dalam membunuh dan memperlambat pertumbuhan sel kanker secara alami dibandingkan dengan Adriamycin dan Terapi Kemo yang biasa digunakan. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selective hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel-sel sehat
Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.
Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik.
Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yang hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan rematik.
Sejak 1976, graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yang berbeda dan dilakukan di bawah pengawasan The National Cancer Institute.
Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker usus besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo.
Penemuan yang paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh atau terganggu.
Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.
Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostat, pankreas, dan paru-paru.
Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa:
* Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
* Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
* Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
* Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
* Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan.
* Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.
Kisah lengkap tentang graviola, di mana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat dijumpai dalam Beyond Chemotherapy: New Cancer Killers, Safe as Mother’s milk, sebagai bonus terbitan Health Sciences Institute (http://www.ewellnesspro.com/pdf_files/Beyond%20Chemotherapy.pdf ).
Buah Sirsak Untuk Mencegah Kanker
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi secara teratur buah sirsak baik dengan cara dimakan langsung atau dalam bentuk jus buah.
Daun Sirsak Untuk Penyembuhan Kanker
Untuk penyembuhan, bisa dengan merebus 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) ke dalam 3 gelas air (600cc) dan direbus terus hingga menguap dan air tinggal 1 gelas (200cc) saja. Air yang tinggal 1 gelas dimimumkan ke penderita setiap hari 2 kali.
Efek meminum ramuan daun sirsak adalah perut akan terasa hangat/panas dan badan berkeringat deras.
Obat herbal yang berasal dari daun sirsak ini bukanlah obat instan, pasien memerlukan waktu 3 sampai 4 minggu dengan meminumnya secara rutin untuk dapat merasakan manfaat penyembuhannya.
PEMANFAATAN buah sirsak sebagai obat-obatan sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia. Secara turun temurun sirsak telah digunakan sebagian masyarakat Indonesia untuk mengobati beberapa penyakit. Masyarakat di Sunda (Jawa Barat) misalnya, menggunakana buah sirsak yang masih muda untuk obat penurun tekanan darah tinggi. Sedangkan masyarakat Aceh menggunakan buah sirsak sebagai obat penyakit hepatitis dan daunnya untuk mengobati sakit batuk. Sementara di daerah Sulawesi Selatan, daun sirsak bisa digunakan untuk penurun panas. Bahkan saat ini sudah ada dokter dan para herbalis yang meresepkan daun sirsak untuk mengatasi beberapa penyakit .
Tidak hanya di dalam negeri, di banyak negarapun sirsak tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk obat dan pestisida alami. Yang ini lebih hebat lagi, hasil penelitian The National Cancer Institute tahun 1976 menunjukkan daun dan batang sirsak mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker.
Lina Merdiana, peraih penghargaan Traditional Medicine Award pada 2002 dari Forum Sarjana Award (FORSA) dan Juwita Ratnasari, sarjana pertanian IPB dengan program studi hortikultura, yang kini tengah melanjutkan studi pascasarjana itu mencermati banyaknya khasiat tanaman sirsak baik dari mulai daun, batang hingga buahnya. Soal itu dituangkan dalam bukunya berjudul : “Ramuan dan Khasiat Sirsak”.
Buku tersebut karya keempat Lina. Sebelumnya ada yang berjudul “Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita; Ramuan dan Menu untuk Meningkatkan Gairah Sekseual; dan Ramuan Tradisional untuk Kesuburan Suami Istri”, yang diterbitkan oleh Penebar Swadaya. Lina dan Juwita mengupas secara gamblang tentang manfaat dan kegunaan tanaman sirsak, di mana untuk buahnya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.
Di Indonesia buah sirsak bisa dibuat dodol. Sedangkan di Filipina buah sirsak muda beserta bijinya yang masih lunak dapat digunakan sebagai sayuran. Sementara suku Indian di Amerika Serikat selama berabad-abad telah menggunakan berbagai bagian dari pohon sirsak termasuk daun, kulit dan akar, buah serta bijinya untuk obat penyakit jantung, asma, gangguan hati dan arthritis.
Obat dan pestisida alami
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), menurut penulis, tanaman sirsak diklasifikasikan sebagai anggota famili Annonacea dengan nama ilmiah A.macrocarpa, A.bonplandiana, A.Cearensi dan Guanabanus muricatus. Tanaman sirsak ini berkerabat dekat dengan srikaya. Tanamana tropis yang buahnya memiliki aroma dan rasa khas ini, di berbagai negara dikenal dengan nama thurian thet (Thailand), guayabano (Filipina), graviola (Brazil), guanabana (Spanyol) dan stachelannone (Jerman) serta dalam bahasa Inggris disebut soursop karena rasanya yang manis keasaman.
Sirsak selain sebagai bahan pangan juga bisa dimanfaatkan untuk obat dan pestisida alami. Mengkonsumsi 100 gram daging sirsak dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan harian. Buah yang kaya senyawa fitokimia itu, selain dapat meningkatkan selera makan juga untuk pengobatan nyeri pinggang, penyakit wasir (ambeien) dan juga batu empedu. Selain kandungan air, zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat, salah satunya adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total.
Vitamin yang paling dominan adalah vitamin C sekitar 20 miligram per 100 gram daging buah sirsak. Kandungan lemaknya sangat sedikit hanya 0,3g/100g. Selain kaya serat pangan (dietary fiber) yakni mencapai 3,3 g/100g daging buah, yang dibutuhkan dalam proses pencernaan, juga kadar sodium (natrium) rendah hanya 14 mg/100 gram. Tetapi tinggi potasium (kalium) yakni 278 mg/100gram. Perbandingan yang tinggi ini, penulis menuturkan sangat baik untuk pencegahan penyakit hipertensi.
Daun hingga akar
Menurut Juwita, yang juga telah menulis berbagai buku “Galeri Tanaman Hias Daun, Galeri Tanaman Hias bunga dan Kuliah Kelas Bisnis Lancar ” itu, dari daun hingga akar tanaman sirsak, semua berkhasiat untuk obat. Daun sirsak banyak mengandung zat antara lain annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin dan gigantetronin. Secara tradisional biasa digunakan antara lain untuk mengobati abses, asma, bronkitis, batuk, diabetes, demam, gangguan empedu, jantung hipertensi, gangguan pencernaan , reumatik hingga tumor.
Sementara bunganya juga bisa untuk obat pengobatan bronkitis dan batuk. Buahnya untuk obat diare, maag, disentri, demam, flu dan menjaga stamina. Sedangkan bijinya untuk mengobati parasit kulit, sebagai obat cacing dan sudah banyak digunakan untuk insektisida. Kulit batang pohon sirsak antara lain mengandung atherosperimne, murin dan solamine, yang biasa digunakan untuk pengobatan asma, batuk, hipertensi dan obat penenang serta kejang. Sedangkan akarnya paling banyak mengandung zat di antaranya annocotacin, annomontacin , muricatin serta reticulatacin. Akar sirsak ini bisa untuk obat penenang dan mengobat kejang-kejang serta diabetis. Khusus diabetis yang digunakan adalah kulit akarnya.
Dalam bukunya yang sudah memasuki cetakan ke enam selama 2011 itu, baik Lina maupun Juwita mengupas secara gamblang tentang manfaat dari tanaman sirsak, hingga cara-cara menanam dan merawat tanaman serta pemaparan sejumlah ramuan herbal, tehnik meramu dan cara penggunaannya.(Ant/BEY)
* Kanker Payu Dara
* Kanker Prostat
* Kanker Paru-paru
* Kanker Pankreas. Berdasarkan data dan hasil penelitian, daya kerja zat anti kanker di dalam tanaman sirsak adalah 10.000 kali lebih kuat dalam membunuh dan memperlambat pertumbuhan sel kanker secara alami dibandingkan dengan Adriamycin dan Terapi Kemo yang biasa digunakan. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selective hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel-sel sehat
Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.
Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik.
Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yang hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan rematik.
Sejak 1976, graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yang berbeda dan dilakukan di bawah pengawasan The National Cancer Institute.
Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker usus besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo.
Penemuan yang paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh atau terganggu.
Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.
Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostat, pankreas, dan paru-paru.
Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa:
* Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
* Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
* Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
* Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
* Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan.
* Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.
Kisah lengkap tentang graviola, di mana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat dijumpai dalam Beyond Chemotherapy: New Cancer Killers, Safe as Mother’s milk, sebagai bonus terbitan Health Sciences Institute (http://www.ewellnesspro.com/pdf_files/Beyond%20Chemotherapy.pdf ).
Buah Sirsak Untuk Mencegah Kanker
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi secara teratur buah sirsak baik dengan cara dimakan langsung atau dalam bentuk jus buah.
Daun Sirsak Untuk Penyembuhan Kanker
Untuk penyembuhan, bisa dengan merebus 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) ke dalam 3 gelas air (600cc) dan direbus terus hingga menguap dan air tinggal 1 gelas (200cc) saja. Air yang tinggal 1 gelas dimimumkan ke penderita setiap hari 2 kali.
Efek meminum ramuan daun sirsak adalah perut akan terasa hangat/panas dan badan berkeringat deras.
Obat herbal yang berasal dari daun sirsak ini bukanlah obat instan, pasien memerlukan waktu 3 sampai 4 minggu dengan meminumnya secara rutin untuk dapat merasakan manfaat penyembuhannya.
PEMANFAATAN buah sirsak sebagai obat-obatan sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia. Secara turun temurun sirsak telah digunakan sebagian masyarakat Indonesia untuk mengobati beberapa penyakit. Masyarakat di Sunda (Jawa Barat) misalnya, menggunakana buah sirsak yang masih muda untuk obat penurun tekanan darah tinggi. Sedangkan masyarakat Aceh menggunakan buah sirsak sebagai obat penyakit hepatitis dan daunnya untuk mengobati sakit batuk. Sementara di daerah Sulawesi Selatan, daun sirsak bisa digunakan untuk penurun panas. Bahkan saat ini sudah ada dokter dan para herbalis yang meresepkan daun sirsak untuk mengatasi beberapa penyakit .
Tidak hanya di dalam negeri, di banyak negarapun sirsak tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk obat dan pestisida alami. Yang ini lebih hebat lagi, hasil penelitian The National Cancer Institute tahun 1976 menunjukkan daun dan batang sirsak mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker.
Lina Merdiana, peraih penghargaan Traditional Medicine Award pada 2002 dari Forum Sarjana Award (FORSA) dan Juwita Ratnasari, sarjana pertanian IPB dengan program studi hortikultura, yang kini tengah melanjutkan studi pascasarjana itu mencermati banyaknya khasiat tanaman sirsak baik dari mulai daun, batang hingga buahnya. Soal itu dituangkan dalam bukunya berjudul : “Ramuan dan Khasiat Sirsak”.
Buku tersebut karya keempat Lina. Sebelumnya ada yang berjudul “Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita; Ramuan dan Menu untuk Meningkatkan Gairah Sekseual; dan Ramuan Tradisional untuk Kesuburan Suami Istri”, yang diterbitkan oleh Penebar Swadaya. Lina dan Juwita mengupas secara gamblang tentang manfaat dan kegunaan tanaman sirsak, di mana untuk buahnya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.
Di Indonesia buah sirsak bisa dibuat dodol. Sedangkan di Filipina buah sirsak muda beserta bijinya yang masih lunak dapat digunakan sebagai sayuran. Sementara suku Indian di Amerika Serikat selama berabad-abad telah menggunakan berbagai bagian dari pohon sirsak termasuk daun, kulit dan akar, buah serta bijinya untuk obat penyakit jantung, asma, gangguan hati dan arthritis.
Obat dan pestisida alami
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), menurut penulis, tanaman sirsak diklasifikasikan sebagai anggota famili Annonacea dengan nama ilmiah A.macrocarpa, A.bonplandiana, A.Cearensi dan Guanabanus muricatus. Tanaman sirsak ini berkerabat dekat dengan srikaya. Tanamana tropis yang buahnya memiliki aroma dan rasa khas ini, di berbagai negara dikenal dengan nama thurian thet (Thailand), guayabano (Filipina), graviola (Brazil), guanabana (Spanyol) dan stachelannone (Jerman) serta dalam bahasa Inggris disebut soursop karena rasanya yang manis keasaman.
Sirsak selain sebagai bahan pangan juga bisa dimanfaatkan untuk obat dan pestisida alami. Mengkonsumsi 100 gram daging sirsak dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan harian. Buah yang kaya senyawa fitokimia itu, selain dapat meningkatkan selera makan juga untuk pengobatan nyeri pinggang, penyakit wasir (ambeien) dan juga batu empedu. Selain kandungan air, zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat, salah satunya adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total.
Vitamin yang paling dominan adalah vitamin C sekitar 20 miligram per 100 gram daging buah sirsak. Kandungan lemaknya sangat sedikit hanya 0,3g/100g. Selain kaya serat pangan (dietary fiber) yakni mencapai 3,3 g/100g daging buah, yang dibutuhkan dalam proses pencernaan, juga kadar sodium (natrium) rendah hanya 14 mg/100 gram. Tetapi tinggi potasium (kalium) yakni 278 mg/100gram. Perbandingan yang tinggi ini, penulis menuturkan sangat baik untuk pencegahan penyakit hipertensi.
Daun hingga akar
Menurut Juwita, yang juga telah menulis berbagai buku “Galeri Tanaman Hias Daun, Galeri Tanaman Hias bunga dan Kuliah Kelas Bisnis Lancar ” itu, dari daun hingga akar tanaman sirsak, semua berkhasiat untuk obat. Daun sirsak banyak mengandung zat antara lain annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin dan gigantetronin. Secara tradisional biasa digunakan antara lain untuk mengobati abses, asma, bronkitis, batuk, diabetes, demam, gangguan empedu, jantung hipertensi, gangguan pencernaan , reumatik hingga tumor.
Sementara bunganya juga bisa untuk obat pengobatan bronkitis dan batuk. Buahnya untuk obat diare, maag, disentri, demam, flu dan menjaga stamina. Sedangkan bijinya untuk mengobati parasit kulit, sebagai obat cacing dan sudah banyak digunakan untuk insektisida. Kulit batang pohon sirsak antara lain mengandung atherosperimne, murin dan solamine, yang biasa digunakan untuk pengobatan asma, batuk, hipertensi dan obat penenang serta kejang. Sedangkan akarnya paling banyak mengandung zat di antaranya annocotacin, annomontacin , muricatin serta reticulatacin. Akar sirsak ini bisa untuk obat penenang dan mengobat kejang-kejang serta diabetis. Khusus diabetis yang digunakan adalah kulit akarnya.
Dalam bukunya yang sudah memasuki cetakan ke enam selama 2011 itu, baik Lina maupun Juwita mengupas secara gamblang tentang manfaat dari tanaman sirsak, hingga cara-cara menanam dan merawat tanaman serta pemaparan sejumlah ramuan herbal, tehnik meramu dan cara penggunaannya.(Ant/BEY)
Langganan:
Postingan (Atom)